Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Blogger Template From:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Minggu, 07 Agustus 2011

dunia itu dibungkus sedemikian rupa !

..Ketika dunia itu berjalan dengan megah nya, lupa akan fatamorgana yang ada disekeliling, membuatnya angkuh tak lagi ramah menjamahi..


Malam itu berjalan seperti biasa nya, wanita paruh baya yang sedang menatap keluar jendela itu bernama Bulan. Tak sedetikpun gemercik air yang ia lewati ketika malam itu dibasahi dengan hujan, mata nya masih tak berkedip. Ia terlalu jauh menyelam ke dalam pikirannya yang keruh akan masa lalu nya. Hujan yang turun menutupi Januari saat itu membuat nya tak memahami sedetik pun waktu yang terbuang. Berharap suatu hari ketika ia menggunakan kembali gaun putihnya, mimpi yang pernah ia sulam bertahun tahun kembali datang menemui. " Ini sudah yang keberapa ya? bahkan aku lupa menghitungnya " tanya nya ketika mengenakan gaun putih itu. Sesaat seorang wanita beranak 2 datang mendatangi nya, " kak, sudahlah, kau terlalu larut ! Hari ini umur mu sudah hampir setengah abad, masih juga kau berharap di restui ?! dunia terlalu singkat,kau tau itu ! " teriaknya sambil merampas gaun putih itu.

Sesaat suasana pecah, perawan tua itu meraung kesakitan ketika ia mencoba merampas kembali gaun yang direbut adiknya. Ia melupakan sesuatu, pasungan kaki nya masih merekat erat di kaki nya, terlebih ia mencoba meraih tangan adiknya yang mencoba membakar gaun putih kesayangannya, waktu mengalahkan kekuatan yang ia punya. Habis sudah terbakar gaun nya itu, pintu besi kamar nya pun kembali di tutup rapat. Perlahan air mata nya membasahi pipi perawan tua yang sudah menua di kamar besi yang bertemankan gaun putih yang kini lenyap termakan api.

Tak satupun pilihan terbesit dipikirannya, terlalu dalam ia menyelami pikiran dan hati nya pun tak beralaskan keindahan, terlalu suram benak yang selalu mencoba menghampiri hari nya, tak terpikirkan olehnya akan penyesalan. Hanya waktu yang salah menafsirkan takdir dan Tuhan saat itu lupa memberi nya sebuah jalan keluar yang mungkin dapat membantu nya menemukan sebuah jalan kecil untuk menepi mencari tulang rusuknya yang tersembunyi.
Hanya sedikit cahaya, mengguntingi bayangan, melakar siluet akan dirinya, menghitamkan kenangan tiap hari nya. Pelukkan terakhir itu hampir melejit pergi dari relung hatinya, pelukan terakhir yang dinggalkan menahun. Mengendap bersama cinta rahasia yang tidak sempat ia katakan pada kekasihnya.


Sesaat, bulan tampak sebagai bulan purnama, dari dalam kamar tak terdengar lagi suara isakan tangisnya yang hampir sebulan mengisi ruang kosong itu. Bulan yang membentuk bulat sempurna saat itu menutup matahari dengan angkuh, begitu juga bulan dengan angkuhnya ia mencoba menyatukan abu gaun nya yang tak lagi sempurna, menyerah kalah melawan takdir. Malam bulan purnama itu ia mencoba menyerahkan malaikat subuh mengoyakkan tubuh hingga menggapai roh nya. Tertinggal kenangan dan mimpi yang berhenti di tengah jalan, tak sanggup melanjutkan akan dahaga yang merenggut jalan masa depan bersama kekasih pilihannya. Kenangan yang kini berhamburan di kamar besi itu tak lagi angkuh menaklukan bumi dan bulan yang berfase, berdiam disekeliling malam tanpa obsesi.


..hanya malam yang dapat menaklukkan kenangan yang seakan bangkit dan berlari dengan haus dahaga dan rembulan di bulan purnama yang sanggup menenggelamkan ke dasar hati yang terendap lara..


- when my imagination runs wild, i love to write :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar